SURABAYA, KORANSIDOARJO.ID- Bangunan bagian barat Gedung Negara Grahadi, yang merupakan ruang kerja Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, terlihat sudah tidak berbentuk, pada minggu pagi (31/08). Kerusuhan massa yang terjadi pada Sabtu malam telah menyebabkan kerusakan parah pada gedung bersejarah ini.

Di dalam ruangan, terlihat hampir seluruh bangunan di dalamnya runtuh tidak tersisa. Petugas masih sibuk membersihkan puing sisa reruntuhan. Warga menyayangkan aksi pembakaran gedung negara Grahadi, karena banyak benda yang mempunyai nilai sejarah.

“Eman kalau sampai dibakar seperti ini, harapannya, ya boleh demo tapi jangan sampai merusak lah,” ujar Heri, warga Surabaya yang kebetulan melintas di depan gedung Grahadi.

Gedung Negara Grahadi sendiri tak hanya sebagai rumah dinas Gubernur, tapi merupakan gedung bersejarah bagi rakyat Jawa Timur khususnya Surabaya. Gedung ini dibangun tahun 1795 pada masa berkuasanya Residen Dirk Van Hogendorps (1794-1798).

Pada mulanya, pintu masuk gedung ini menghadap ke Sungai Kalimas di sebelah utara. Namun, pada tahun 1802 gedung ini diubah letaknya menghadap ke selatan seperti terlihat sekarang. Gedung ini juga menjadi tempat perundingan Presiden Soekarno dengan Jenderal Hawtorn pada Oktober 1945 untuk mendamaikan pertempuran pejuang dengan pasukan Sekutu.

Gedung ini juga menyimpan sejarah penting lainnya, yaitu keputusan Gubernur Soerjo untuk menolak ultimatum menyerah tanpa syarat pada 9 November 1945. Nama Grahadi sendiri diambil dari Bahasa Sansekerta, yang berarti “rumah derajat tinggi” atau “indah”. Lokasinya berada di Jalan Gubernur Suryo, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya.(Redaksi)

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *